Pengembangan Investasi di Kabupaten Poso
Wakil Bupati Poso, M. Yasin Mangun, S.Sos.,
menghadiri Rapat rapat koordinasi Bersama calon investor yang dipimpin langsung
oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, di Ruang Polibu Kantor Gubernur
Sulawesi Tengah. Hadir dalam rapat tersebut, Assisten Dua Setda Provinsi
Sulawesi Tengah, Rudi Dewanto, Tenaga Ahli, Rony, para Pimpinan OPD terkait diantaranya
Kadis Penanaman Modal PTSP, Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kadis
Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah, juga Kanwil Pertahanan dan
Perusda, Senin 17 Januari 2022.
Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, dalam
arahannya menyampaikan secara garis besarnya bahwa program kerja untuk menarik
investasi dengan mendapatkan investor yang sekarang hadir saat ini meminta
semua pihak dapat mendukung dan memberikan kemudahan untuk mereka berinvestasi
terutama ketersediaan lahan dan perizinan.
Sementra itu, Wakil Bupati Poso, M. Yasin
Mangun, S.Sos., mewakili Bupati Poso menyampaikan, “Kondisi lahan di kawasan
Tampo Lore bahwa lahan Eks HGU PT. Sandabi saat ini masih dalam proses
pengembalian kepada negara meskipun izin HGU tersebut sudah berakhir pada tahun
lalu, namun kita masih menunggu dua tahapan untuk memastikan bahwa PT. Sandabi
memperpanjang kontraknya atau tidak sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.” Selain itu Wabup juga memaparkan potensi lainnya sesuai dengan visi-misi
Pemerintah Daerah Kabupaten Poso, bahwa kawasan Napu menjadi Kawasan pertanian
khusus yang berwawasan lingkungan dan berbasis pangan.
Baca Lainnya :
- Bupati Poso Ikuti Seminar Nasional APKASI Dan KEM Berharap Lahirnya Sistem Pertanian Yang Tangguh0
- Bupati Poso Memperkuat Sektor Pariwisata dan Pertanian untuk Mendorong Percepatan Pembangunan Daerah0
- Peran Sektor Pertanian Sebagai Penyelamat Ekonomi Nasional0
- Kawasan Buah Pamona Selatan Bakal Jadi Sentra Pengolahan Buah Durian Ekspor0
- Bupati Verna Canangkan Kampung Hortikultura Dusun Mandiri Desa Watumaeta Kecamatan Lore Utara0
Direktur PT. NAPU VALLEY RESERVE dalam
paparannya ingin mengembangkan tanaman singkong untuk bahan baku industri baik
untuk keperluan pemasaran dalam negeri maupun kebutuhan ekspor dalam bentuk
produk turunan dari tapioka seperti bio ethanol. mereka membutuhkan lahan
minimal 8000 Hektar kebutuhan bio ethanol di Indonesia sebagian masih diimpor
dari luar negeri tiap tahun 1 juta ton sedangkan pasar ekspor ke Cina sangat
besar yaitu rata-rata puluhan juta ton, berdasarkan pengalaman mereka
mengembangkan tanaman singkong di daerah Lampung dan Jawa Timur, produktivitas
singkong rata-rata hasilnya 20 ton per hektar sehingga dibutuhkan lahan yang
sangat luas untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri singkong. Dalam
paparannya juga direktur tersebut mengatakan bila mendapat izin dan kesempatan
mereka akan berinvestasi di Napu karena mereka sudah melihat langsung Kawasan tersebut.
Sumber (Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten
Poso)